Rabu, 10 Februari 2010

God of Study drama terbaru Yoo Seung Ho

0 komentar


God of Study

dari ki-ka : Lee chan ho, Ji Yeon, Yoon Seung Ho, Go Ah Sung, dan Lee Hyun Woo


Drama baru dari KBS God of Study yang merupakan adaptasi dari manga Jepang Dragon Zakura


Ceritanya bermula saat seorang guru akan memberikan bimbingan masuk universitas untuk 5 murid yang "payah".


kalau pose dan gaya rambut Yoo Seung hoo seperti itu, mirip2 Lee Min Ho ya..? benar ngga?


Karakternya,
1. Yoo Seung Ho,16 adalah pemimpin grup ke-5 murid itu. Dia keras kepala dan seorang troublemaker ha..ha.
2. Go Ah Sung, 17. seorang yang tulus dan jujur tapi tidak tekun. Go pernah bermain dalam film Horor The Host dan juga mendapat peran dalam Happy Life dan Radio Days.
3. Lee Hyun Woo, 16. mempesona dan komikal karakter. Kita tahu siapa dia..pemeran Yu Shin muda. Ia pernah bermain dalam Queen Seondeok, Return of Iljimae (sbg Cha-dol), Great King Sejong, Lobbyist, dan Legend. Karakternya disini mempunyai mimpi sebagai penyanyi idola.
4. Ji Yeon, 16. adalah seorang yang tenang dan santai, hanya dia tidak punya tujuan. Ji Yeon lumayan terkenal sebagai anggota grup T-ara dan juga pernah bermain dalam drama horor Hon (soul).
5. Lee Chan Ho, 20. adalah seorang yang pemalu dan tidak mau menonjolkan dirinya. Lee adalah yang tertua di sini, ia pernah bermain bersama Yoo Seung Ho dalam Fourth Period Murder Mystery dan komedi Our High School E.T.

Yoo Seung Ho


Go Ah Sung
Ji Yeon

Sementara pemeran guru adalah :
Kim Su Ro dan Bae Doo Na

Sutradara : Yoo Hyun Ki dan Penulis Yoon Kyung Ah.
God of Study akan mulai tayang di KBS setiap Senin dan Selasa. Mungkin berharap akan sesukses Boys Before Flowers. Premier 4 Januari 2010. Semoga saja..

The Best Couple Video

0 komentar



Just love to collect these pieces..
Thank you to xserenity3 (Youtube)




I just love to watch their reaction towards each other. I love the way KNG let LYW speaks first, such a manner :)

Lee Yo Won`s acceptance speech for Best Couple award:
"It was thanks to meet the good character 'Bidam'. Thank you, big fans of Deokman-bidam couple."

Lee Yo Won : Terima kasih sudah bertemu karakter yang bagus 'Bidam' Terima kasih fans Deokman-bidam couple.

KIM NAM Gil`s acceptance speech for Best Couple award:
"BD fail in love with DM in Drama, It makes my heart hurt. I`m so happy to finally achieve love through this award. (At that time, Lee Yo Won was embarrassed. She's married and has 6-year-old child.) I hope you don't misunderstand me. I mean 'in the play'.

Kim Nam Gil : Bidam gagal dalam percintaannya dengan Deok Man. itu membuat hatiku sakit. Aku sangat senang karena akhirnya aku dapat mendapatkannya melalui penghargaan ini. (Saat itu, Lee yo Won merasa malu. Dia sudah menikah dan memiliki putri berumur 6 th). Ku harap kau tidak salah paham. Aku maksud dalam drama ^_^


The same thing happen in this video of Excellence Award Male, I like the way Go Hyun Jung tapped on KNG's shoulder ha..ha mommy's approval and how KNG lets Choi Chul Ho (Queen of Housewives) speaks first. And is it just me ? I think his eyes were teary a little bit! terharu dia hehe..

Kim Nam Gil acceptance speech :

Kim Nam Gil: First & foremost my appreciation thanks to my family, parents & my siblings. The history behind the character Bi Dam whether it is in existence or not is not certified but many thanks that this character was able to be portray in the drama from the pen of scriptwriter Kim Young Hyun & Park San Yeon. In order to play Bi Dam this role well, during the filming I would said I was rather naive & childish & grateful thanks for the both Directors Park Hong Gyun & Kim Geun Hong who has guide me through my character. The staff filming this drama in chill weather, it was hard for the staff but thank to them in their effort in looking after the audience to have brought out such excellent drama & lastly the people who address me as “father”

Audience screaming

Kim Nam Gil: My fan club…I love you…Thank you very much





Tuesday, December 29, 2009

Lee Yo Won menyanyi untuk special soundtrack

kadorama-recaps
kadorama-recaps

Aktris Lee Yo Won, yang berperan sebagai Queen Seon Deok (MBC) sedang membuat debut menyanyikan Special OST Part 2 untuk drama dengan judul "Bi-dam"


Kita tahu, Bi-dam adalah karakter yang diperankan dengan sukses oleh Kim Nam Gil yang memiliki hubungan cinta yang tragis dengan Deok-man. Sebagai tambahan karakter hanja dalam OST itu juga berarti sad-story.


kadorama-recaps

Lee Yo Won : "Aku sangat gugup tapi exciting untuk mengenalkan lagu pertamaku. Untungnya kisah antara Deok Man dan Bi Dam adalah kisah sedih, yang membuatku mampu menyanyikan dengan emosi yang kuat."

Lagu ini diciptakan oleh Park Sung Jin dan lirik oleh J, yang berkata : "Mungkin karena Lee itu aktris, tapi ia memberikan emosi yang besar dalam lagu ini. Dibanding dengan penyanyi2 yang sudah mapan, Lee mungkin kurang kuat secara teknik vokal, tapi ia berhasil menampilkan dirinya sendiri ke dalam perasaan lagu itu."

Penjualan versi digital mulai tanggal : 28 Desember 2009.


@URNOBODY@Lee Yo Won




source: javabeans, E Daily

Tuesday, December 15, 2009

Lee Yo Won akhirnya diwisuda



Ini sebenarnya berita lama, Lee Yo Won akhirnya diwisuda juga dari Universitas Dankuk pada tanggal 15 Februari 2008.

Karena kesibukannya, Lee Yo Won harus menghabiskan 9 tahun untuk mendapat gelar sarjana he..he..(Tirza: gpp...yang penting selesai...ya khan..)

Lee Yo Won, menikah dengan pemain golf nasional Park Jin Woo pada Januari 2003 dan tinggal di luar negeri selama 2 tahun, dia kembali ke Korea pada tahun 2005 dan mulai mengejar kariernya.


Lee Yo Won dengan suaminya pemain golf Park Jin woo dan putri mereka (Foto diambil beberapa th yll.)


Park Jin Woo

Lee Yo won berpose untuk Ralph Laurent



Drama yang dibintangi Lee Yo won :

Queen Seon Deok (MBC,2009)
Bad Love (KBS2, 2007)
Surgeon Bong Dal Hee (SBS, 2007)
Fashion 70’s (SBS, 2005)
Daemang (SBS, 2002)
Pure Heart (KBS2, 2001)
Blue Mist (KBS2, 2001)
Tough Guy’s Love (KBS2, 2000)


Awards :
2007 SBS Acting Awards: Top Excellence Award for Surgeon Bong Dal Hee
2007 SBS Acting Awards: Popularity Award for Surgeon Bong Dal Hee
2001 KBS Acting Awards: Most Popular Actress
2001 Blue Dragon Awards: Best New Actress Award

Lee Yo won tertekan dengan rating Queen Seondeok

0 komentar



Rating Queen Seondeok turun setelah Lady Mi Shil (Go Hyun Jung) meninggalkan panggung. Rating Queen Seondeok berkisar sekitar angka 30%, cukup tinggi untuk rating drama Korea, tapi sebenarnya drama ini telah kehilangan seperempat pemirsanya sejak Go Hyun Jung selesai dengan bagiannya.


Queen Seondeok turun 10% dalam minggu2 terakhir ini. Sejak Go Hyun Jung yang memerankan tokoh jahat selesai berperan, tinggal Lee Yo Won yang akan berperan sebagai pahlawan. Dia akan bermain sendirian tanpa musuh, dan ini membuatnya tertekan.


Pada tanggal 4 Desember, pihak MBC melaporkan, Lee Yo Won berkata : "Karena Mi Shil sudah pergi, drama ini kehilangan ketegangannya dan kita dapat melihat bahwa rating Queen seondeok menurun. Rating tertinggi adalah saat Mi Shil dan Deok Man saling berlawanan, tapi setelah kepergian Mi shil, fokus pemirsa jatuh pada Deok Man, dan aku merasa sangat tertekan."

Lee menambahkan , "Sebenarnya Deok Man dan juga Bi Dam (Kim Nam Gil) dan Yu Shin (Uhm Tae Woong) juga memiliki tanggung jawab untuk rating itu. Di episode2 mendatang, ada perkembangan antara Bi Dam dan Yu Shin."

Drama ini sekarang hampir selesai, total episode 62 (setelah ada perpanjangan 12 episode), Minggu ini akan menayangkan Episode 57 dan 58 (di Korea).

Lee Yo won tertekan dengan rating Queen Seondeok

0 komentar



Rating Queen Seondeok turun setelah Lady Mi Shil (Go Hyun Jung) meninggalkan panggung. Rating Queen Seondeok berkisar sekitar angka 30%, cukup tinggi untuk rating drama Korea, tapi sebenarnya drama ini telah kehilangan seperempat pemirsanya sejak Go Hyun Jung selesai dengan bagiannya.


Queen Seondeok turun 10% dalam minggu2 terakhir ini. Sejak Go Hyun Jung yang memerankan tokoh jahat selesai berperan, tinggal Lee Yo Won yang akan berperan sebagai pahlawan. Dia akan bermain sendirian tanpa musuh, dan ini membuatnya tertekan.


Pada tanggal 4 Desember, pihak MBC melaporkan, Lee Yo Won berkata : "Karena Mi Shil sudah pergi, drama ini kehilangan ketegangannya dan kita dapat melihat bahwa rating Queen seondeok menurun. Rating tertinggi adalah saat Mi Shil dan Deok Man saling berlawanan, tapi setelah kepergian Mi shil, fokus pemirsa jatuh pada Deok Man, dan aku merasa sangat tertekan."

Lee menambahkan , "Sebenarnya Deok Man dan juga Bi Dam (Kim Nam Gil) dan Yu Shin (Uhm Tae Woong) juga memiliki tanggung jawab untuk rating itu. Di episode2 mendatang, ada perkembangan antara Bi Dam dan Yu Shin."

Drama ini sekarang hampir selesai, total episode 62 (setelah ada perpanjangan 12 episode), Minggu ini akan menayangkan Episode 57 dan 58 (di Korea).

God of study

0 komentar

While watching the batch of Monday-Tuesday second episodes, God of Study was hovering on my “to-drop” list. Sambil menonton bets Senin-Selasa episode kedua, Allah melayang-layang di Studi di "ke-drop" daftar. Frankly, I probably had the highest hopes for this drama, and while I found things be hopeful about in Episode 1, it was contingent upon factors that weren't quite materializing in Episode 2. Terus terang, saya mungkin punya harapan tertinggi untuk drama ini, dan sementara aku menemukan hal-hal yang menjadi penuh harapan akan di Episode 1, itu bergantung pada faktor-faktor yang tidak benar-benar mewujudkan dalam Episode 2.

But just as I was thinking to myself that this was turning out to be a boring dud, things picked up. Tetapi hanya ketika aku berpikir untuk diriku sendiri bahwa ini Ternyata menjadi membosankan tak berguna, hal-hal yang memungut. And even though this isn't my favorite of the four Monday-Tuesday shows, it's the only one that made me cry. Dan walaupun ini bukan favorit saya dari keempat Senin-Selasa menunjukkan, ini satu-satunya yang membuat saya menangis. For that alone, I've got to stick around another week, right? Untuk itu sendirian, aku harus tetap sekitar seminggu lagi, kan?

SONG OF THE DAY SONG OF THE DAY

Dynamic Duo – “청춘 (Spring Time)” [ Download ] Dynamic Duo - "청춘 (Spring Time)" [Download]

Audio klip: Adobe Flash Player (versi 9 atau di atas) diperlukan untuk memutar klip audio ini. Download the latest version here . Download versi terbaru di sini. You also need to have JavaScript enabled in your browser. Anda juga perlu mengaktifkan JavaScript di browser Anda.


CHARACTERS TOKOH

First, let's assemble our cast, starting with the leader of the five friends at Byungmoon High School: Pertama, mari kita berkumpul cast kita, dimulai dengan pemimpin dari lima teman di Byungmoon High School:

HWANG BAEK-HYUN ( Yoo Seung-ho ) is too busy trying to make a living for himself and his grandmother to worry about school. Hwang Baek-Hyun (Yoo Seung-ho) terlalu sibuk berusaha mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan neneknya perlu khawatir tentang sekolah. He works a part-time job delivering Chinese food while Granny toils as a janitor, and together they barely get by. Dia bekerja suatu pekerjaan paruh waktu memberikan makanan Cina sementara Nenek toils sebagai petugas kebersihan, dan bersama-sama mereka nyaris tidak mendapatkan oleh.

However, they find out they're being kicked out of their tiny home, which is disastrous for them. Namun, mereka tahu mereka diusir dari rumah kecil mereka, yang merupakan bencana bagi mereka. The landlord has foreclosed and the building is being put up for auction, meaning that they won't even get their deposit back. Pemilik telah tertutup dan bangunan sedang disiapkan untuk pelelangan, yang berarti bahwa mereka tidak akan mendapatkan deposit kembali. Granny tries to keep this information from Baek-hyun and has been looking for a new place, but the moment he hears about it, he has to figure out a way to find a new home, too. Nenek mencoba untuk menjaga informasi ini dari Baek-hyun dan telah mencari tempat baru, tetapi begitu dia mendengar tentang hal itu, ia harus mencari cara untuk mencari rumah baru juga.

KIL PUL-IP ( Go Ah-sung ) lives with her mother, who runs a shabby bar. Kil Pul-IP (Go Ah-sung) tinggal dengan ibunya, yang menjalankan sebuah bar kumuh. She's not a good student but seems to want to do better; it's just that she has no resources. Dia bukan murid yang baik tetapi tampaknya ingin berbuat lebih baik, hanya saja dia tidak mempunyai sumber daya. She lives above the noisy bar and can't even afford all her school materials. Dia tinggal di atas berisik bar dan bahkan tidak dapat membeli semua bahan sekolah.

Pul-ip is an uncommon but rather pretty name meaning “blade of grass.” I actually wish they hadn't chosen that name because it draws that unwanted connection to Boys Before Flowers , where the name Jan-di (“grass lawn”) was a key point of the character. Pul-ip adalah jarang, tetapi lebih cantik arti nama "rumput." Aku benar-benar berharap mereka tidak memilih nama itu karena ia menarik bahwa koneksi yang tidak diinginkan untuk Boys Sebelum Bunga, di mana nama Jan-di ( "rumput rumput") adalah titik kunci dari karakter.

OH BONG-GU ( Lee Chan-ho ) is another kid who actually tries to study, but to little avail. OH Bong-GU (Lee Chan-ho) adalah anak lain yang benar-benar mencoba untuk belajar, tetapi sedikit berhasil. His parents don't expect much of him since he'll inherit their barbecue restaurant, so he only squeezes in bits of study time in between helping them out. Orang tuanya tidak berharap banyak dari dia karena dia akan mewarisi restoran barbekyu mereka, maka ia hanya meremas dalam potongan-potongan waktu belajar di antara membantu mereka keluar. He's a good-natured kid who dislikes conflict. Dia baik hati anak yang tidak menyukai konflik.

Less is known about NA HYUN-JUNG ( Ji-yeon ), who's often with HONG CHAN-DOO ( Lee Hyun-woo ) although they're not dating. Sedikit yang diketahui tentang NA Hyun-JUNG (Ji-yeon), yang sering kali dengan HONG CHAN-DOO (Lee Hyun-woo) meskipun mereka tidak berkencan. Rather, she dotes on Baek-hyun, for whom her nickname is “husband.” It doesn't seem like she and Baek-hyun are exactly dating, but rather that he tolerates her clingy behavior (barely). Sebaliknya, ia dotes on Baek-hyun, untuk siapa julukan adalah "suami." Itu tidak tampak seperti dia dan Baek-hyun persis berkencan, melainkan bahwa ia mentolerir perilaku lekat-nya (hampir). It's telling that he regularly ignores her phone calls when he's busy, but will pick up for Pul-ip. Ia memberi tahu bahwa dia secara teratur mengabaikan panggilan telepon-nya ketika dia sedang sibuk, tapi akan mengambil untuk Pul-ip.

Of the five, Chan-doo has the most well-off family, and spends all his time practicing dancing in his room, wanting to become a pop star. Dari lima, Chan-doo memiliki paling baik dari keluarga, dan menghabiskan seluruh waktunya berlatih menari-nari di kamarnya, ingin menjadi bintang pop. This makes him a disappointment to his stern father. Ini membuat dia kecewa tegas kepada ayahnya.


EPISODE 1 RECAP EPISODE 1 RECAP

The plot gets going when KANG SEOK-HO ( Kim Su-ro ), a poor lawyer with his own shabby office, gets called in to Byungmoon High School, a school with such a poor record and lackluster students that it's often referred to as a “craphole.” The school's parent company, Byungmoon Construction, has just been bought out by another company, Wangbong Construction, and the new owners are looking to get their acquisitions in order. Plot akan pergi ketika KANG Seok-HO (Kim Su-ro), seorang pengacara miskin dengan kantor lusuh sendiri, akan dipanggil untuk Byungmoon High School, sebuah sekolah dengan catatan yang buruk dan bersemangat siswa bahwa hal itu sering disebut sebagai "craphole." Para perusahaan induk sekolah, Byungmoon Konstruksi, baru saja dibeli oleh perusahaan lain, Wangbong Konstruksi, dan pemilik baru yang diinginkan untuk mendapatkan mereka dalam rangka akuisisi.

With the school's awful reputation and its student body of rabble-rousers, even the local residents are looking forward to the school either being moved or closed. Dengan reputasi mengerikan sekolah dan tubuh mahasiswa pengacau-rousers, bahkan penduduk setempat berharap kepada sekolah baik yang dipindahkan atau ditutup. Seok-ho is brought in to handle the administrative details. Seok-ho dibawa masuk untuk menangani rincian administratif. It seems like an easy job and his brief flashbacks of a tormented high school experience at Byungmoon indicate that he's ready to see the place closed. Sepertinya pekerjaan yang mudah dan singkat kilas balik sebuah SMA tersiksa Byungmoon pengalaman menunjukkan bahwa dia siap untuk melihat tempat tertutup.

Once there, Seok-ho announces to the teachers that the prospect of shutting the place down will be presented at the school board meeting tomorrow (and likely pass). Sesampai di sana, Seok-ho mengumumkan kepada para guru bahwa prospek menutup tempat ini akan disampaikan pada rapat dewan sekolah besok (dan mungkin pass).

The only teacher who is gravely upset by this news is HAN SOO-JUNG ( Bae Doo-na ), who cares for the kids and tries to engage them in class, usually with no effect. Satu-satunya guru yang sungguh-sungguh kecewa dengan berita ini Han Soo-JUNG (Bae Doo-na), siapa yang peduli untuk anak-anak dan mencoba untuk melibatkan mereka di dalam kelas, biasanya tanpa efek. She pleads with Seok-ho, saying that the kids can't be left to scatter to other places where they'll only fall further. Dia memohon dengan Seok-ho, mengatakan bahwa anak-anak tidak dapat dibiarkan untuk menyebar ke tempat-tempat lain di mana mereka akan hanya jatuh lebih jauh. Coldly, he says that this isn't his concern. Dingin, ia mengatakan bahwa ini bukan urusannya.

However, the more he walks through the halls and sees things for himself, the more dismayed he grows. Namun, semakin dia berjalan melalui lorong-lorong dan melihat hal-hal untuk dirinya sendiri, semakin cemas ia tumbuh. He also hears from his lawyer colleague that Wangbong Group is going to move into the neighborhood once Byungmoon High School is gone — they're going to develop luxury apartments and change up the whole place. Ia juga mendengar dari pengacaranya Wangbong Group rekan yang akan pindah ke lingkungan High School Byungmoon sekali hilang - mereka akan mengembangkan apartemen mewah dan perubahan atas seluruh tempat. He urges Seok-ho to wrap things up fast, but this news solidifies Seok-ho's resolve the other way. Dia mendesak Seok-ho untuk membungkus sesuatu dengan cepat, tetapi berita ini membeku Seok-ho menyelesaikan cara lain. (His friend later suggests that he's only doing this to stick it to Wangbong Group, though for what reason we are not yet sure.) (Temannya kemudian mengatakan bahwa dia hanya melakukan ini untuk bertahan untuk Wangbong Group, meskipun untuk alasan apa kita belum yakin.)

The school has a new director, JANG MARI, whose father is the former headmaster and now corporate director of Byungmoon Construction. Sekolah memiliki direktur baru, JANG MARI, yang ayahnya adalah mantan kepala sekolah dan sekarang direktur perusahaan Byungmoon Konstruksi. However, he's also in a coma. Namun, ia juga dalam keadaan koma. Mari wants to settle matters quickly — she has no interest in education or academics. Mari ingin menyelesaikan masalah dengan cepat - ia tidak memiliki kepentingan di bidang pendidikan atau akademik. So when Seok-ho asks for a year's time to manage everything, Mari balks. Jadi, ketika Seok-ho meminta waktu satu tahun untuk mengelola semuanya, Mari menolak keras. She doesn't want to stay another year! Dia tidak mau tinggal satu tahun lagi! This job is hard! Pekerjaan ini keras!

Seok-ho makes his case methodically, laying down all the work required to shut down the school. Seok-ho membuat kasusnya metodis, meletakkan semua pekerjaan yang diperlukan untuk menutup sekolah. It's a huge headache — she'll need to handle documents, balance sheets, contracts, and an evaluation team consisting of lawyers, auditors, tax accountants. Itu sakit kepala yang besar - dia akan perlu untuk menangani dokumen, neraca, kontrak, dan sebuah tim evaluasi yang terdiri dari pengacara, auditor, akuntan pajak. Plus, she'll be deemed a failure as administrator. Plus, dia akan dianggap gagal sebagai administrator. Instead of that, he proposes that if she gives him one year, he will revive the school. Daripada itu, ia mengusulkan bahwa kalau dia memberi kepadanya satu tahun, ia akan menghidupkan kembali sekolah. Mari laughs in his face when he declares that he will turn the school around by sending students to the top school in the country, Chun Ha University. Mari tertawa di wajahnya ketika ia menyatakan bahwa ia akan mengubah sekolah di sekitar dengan mengirimkan siswa ke atas sekolah di negara ini, Chun Universitas Ha. (Every time someone says Chun Ha University in this drama, you can mentally substitute “Harvard” and you'll get the idea.) (Setiap kali seseorang mengatakan Chun Ha University di drama ini, Anda dapat mental menggantikan "Harvard" dan Anda akan mendapatkan ide.)

Of the five friends, Baek-hyun is the one most often missing from classes. Dari lima teman-teman, Baek-hyun adalah yang paling sering hilang dari kelas-kelas. It's telling that when the teachers see that he's gone again, they just sigh, knowing his difficult circumstances. Ia memberi tahu bahwa ketika para guru melihat bahwa dia sudah pergi lagi, mereka hanya mendesah, tahu nya keadaan yang sulit. Other schools might discipline truancy strictly, but here it's just a fact of life. Sekolah lain mungkin pembolosan disiplin ketat, tapi di sini ini cuma fakta kehidupan. Today, Baek-hyun is late because he has been busy looking for new places to live, although he tells his friends he merely overslept. Hari ini, Baek-hyun terlambat karena ia telah sibuk mencari tempat-tempat baru untuk hidup, meskipun dia mengatakan teman-temannya dia hanya ketiduran.

Seok-ho picks one student to help him out at the meeting with the board, and gets Pul-ip to come along for 50,000 won. Seok-ho memilih seorang mahasiswa untuk membantu dia keluar pada pertemuan dengan dewan, dan mendapat Pul-ip untuk datang untuk ₩ 50.000. The directors are just as incredulous as Mari was, laughing at Seok-ho's ludicrous proposal. Direktur itu sama percaya seperti Mari, tertawa di Seok-ho's menggelikan proposal. The kids at this school aren't smart! Anak-anak di sekolah ini tidak cerdas! Hoping for a Chun Ha student isn't only wishful thinking, it's downright foolish. Berharap untuk mahasiswa Ha Chun tidak hanya angan-angan, ini benar-benar bodoh.

Seok-ho counters that rich kids aren't any smarter. Seok-ho counters bahwa anak-anak kaya yang tidak lebih pandai. It's not their money that makes them better students — it's that they have different opportunities. Ini bukan uang mereka yang membuat mereka lebih baik siswa - itu adalah bahwa mereka memiliki kesempatan yang berbeda. Technique, not inherent talent, yields results. Teknik, tidak melekat bakat, menghasilkan hasil. Furthermore, since sending one kid to Chun Ha can be seen as a fluke, he promises to send five. Lebih jauh lagi, karena mengirimkan satu anak untuk Chun Ha dapat dilihat sebagai suatu kebetulan, dia berjanji untuk mengirim lima. They ask who he'll send, and he presents Pul-ip (just for show): she may not have good grades now, but he'll put her through training. Mereka bertanya siapa dia akan mengirim, dan ia menyajikan Pul-ip (hanya untuk menunjukkan): dia mungkin tidak memiliki nilai bagus sekarang, tapi dia akan meletakkan melalui pelatihan.

Teacher Soo-jung can't bear to hear his ridiculous claims and butts in, but he sticks to his assurance that he will achieve his goal. Guru Soo-jung tidak tahan mendengar klaim konyol dan pantat dalam, tapi ia menempel pada keyakinannya bahwa ia akan mencapai tujuannya. After the meeting, he tries to convince Pul-ip to join him. Setelah pertemuan itu, ia mencoba untuk meyakinkan Pul-ip untuk bergabung dengannya. She thinks he's crazy, but he argues that if she continues her life like this, she'll be miserable: “It's not like you don't want to go [to Chun Ha]. Dia pikir dia gila, tetapi dia berpendapat bahwa jika ia terus hidupnya seperti ini, dia akan sengsara: "Ini tidak seperti kau tidak ingin pergi [ke Chun Ha]. You just can't dream because you're skills aren't up to par. Anda tidak bisa bermimpi karena keterampilan Anda tidak up to par. I'll help you dream that dream.” Saya akan membantu Anda mimpi mimpi itu. "

Mari makes Seok-ho promise to two conditions. Mari membuat Seok-ho berjanji untuk dua kondisi. First, he has three days to gather his five students. Pertama, ia memiliki tiga hari untuk mengumpulkan lima siswa. Second, he has to raise their scores in the June exams. Kedua, ia harus meningkatkan nilai mereka dalam ujian bulan Juni. If he fails, he must leave the school. Jika ia gagal, ia harus meninggalkan sekolah.

Seok-ho signs the contract, although he asks to keep the second condition a secret for now — it'll just add pressure to the kids. Seok-ho menandatangani kontrak, meskipun ia meminta untuk menjaga kondisi kedua rahasia untuk sekarang - itu hanya akan menambah tekanan untuk anak-anak. Mari then calls an assembly to introduce the new teacher for the special class. Mari kemudian memanggil perakitan untuk memperkenalkan guru baru untuk kelas khusus. And so, Seok-ho takes the podium to address the rowdy, skeptical crowd. Maka, Seok-ho mengambil podium untuk berbicara kepada gaduh, kerumunan orang skeptis. When he speaks, his words startle them into silence. Ketika ia berbicara, kata-katanya mengagetkan mereka ke dalam keheningan.

First, he calls the kids dumb fools, voice dripping with derision. Pertama, ia memanggil anak-anak bodoh bodoh, menetes dengan suara ejekan. That raises their hackles, but he just yells at them to shut up and listen: Yang meningkatkan hackles mereka, tetapi ia hanya berteriak pada mereka untuk diam dan mendengarkan:

Seok-ho : “If you guys continue this way, you're going to live your entire lives being cheated by others until you die. Seok-ho: "Jika kalian melanjutkan cara ini, Anda akan menjalani seluruh hidup ditipu oleh orang lain sampai Anda mati. In this society, there's such a thing as rules. Dalam masyarakat ini, ada yang namanya aturan. You have to live by them. Anda harus hidup dengan mereka. Who do you think made these rules? Who do you think membuat aturan ini? Smart guys. Smart guys. Laws, the educational system, the estate system, taxes, finance, the wage system — smart guys made them up to suit their tastes, to make their lives comfortable. Undang-undang, sistem pendidikan, sistem perkebunan, pajak, keuangan, sistem upah - orang pintar membuat mereka sesuai selera mereka, untuk membuat hidup mereka nyaman. But they made it difficult for those less fortunate and less smart than them to even understand them. Tapi mereka membuat sulit untuk mereka yang kurang beruntung dan kurang pintar dari mereka bahkan untuk memahami mereka. Smart guys use these rules to live the good life. Smart guys menggunakan aturan-aturan ini untuk menjalani kehidupan yang baik. For idiots like you, for fools who think using your brains is a hassle, you'll live your entire lives conned or endlessly injured by those smart guys, and in the end, you'll be defeated.” Untuk idiot seperti Anda, bagi orang-orang tolol yang berpikir menggunakan otak Anda adalah sebuah kerumitan, Anda akan menjalani seluruh hidup ditipu atau terus-menerus terluka oleh orang-orang cerdas orang, dan pada akhirnya, Anda akan dikalahkan. "

The students are offended, but listen nonetheless. Para mahasiswa tersinggung, tapi tetap saja mendengarkan. One kid bursts out, “So what are you saying then?!” Satu anak meledak, "Jadi apa yang Anda katakan kemudian?!"

Seok-ho's tough-love speech has gotten everyone's attention, but his answer breaks the nice effect it achieved: “If guys like you don't want to be the victims of those smart guys — if you don't want to be scammed or hurt by them! Seok-ho-cinta sulit pidato telah mendapatkan perhatian semua orang, tapi jawabannya istirahat efek yang baik itu dicapai: "Jika orang-orang seperti anda tidak ingin menjadi korban dari orang-orang pintar - jika Anda tidak ingin scammed atau terluka oleh mereka! — there's only one way. - Hanya ada satu cara. Study!” Studi! "

Hearing that the magic answer is to study hard and go to Chun Ha, the students break into jeers. Mendengar bahwa jawaban ajaib adalah untuk belajar keras dan pergi ke Chun Ha, para mahasiswa masuk ke ejekan. A basketball is hurled at the podium and hits the board behind Seok-ho's head, and the crowd parts as Seok-ho faces his challenger. Sebuah basket yang dilemparkan pada podium dan hits papan Seok-ho di belakang kepala, dan orang banyak bagian-bagian sebagai Seok-ho penantang wajah-Nya.

It's Baek-hyun, who scoffs, “Then did you come from Chun Ha University? It's Baek-hyun, yang scoffs, "Kalau begitu apakah kau datang dari Chun Ha University? Does Chun Ha feed you? Apakah Chun Ha feed Anda? Do you love Chun Ha University that much?” Apakah Anda menyukai Chun Ha University yang banyak? "

Seok-ho answers matter-of-factly that no, he didn't go to Chun Ha (*ahem*, Harvard ). Seok-ho materi jawaban terus terang bahwa tidak ada, ia tidak pergi ke Chun Ha (* ahem *, Harvard). He doesn't even like Chun Ha ( Harvard ). Dia bahkan tidak menyukai Chun Ha (Harvard). He hates guys who act cocky because they came from Chun Ha ( Harvard ). Dia benci orang-orang yang bertindak sombong karena mereka datang dari Chun Ha (Harvard). But the students have this opportunity, and going to Chun Ha is their answer to rising above their current pitiful lives. Tetapi para siswa memiliki kesempatan, dan akan Chun Ha jawaban mereka untuk naik di atas kehidupan menyedihkan mereka saat ini.

Baek-hyun is still unimpressed — does he think the kids don't know that? Baek-hyun masih terkesan - Dia pikir anak-anak tidak tahu itu? He delivers a reality check: More than half the kids that go to Byungmoon come from broken homes. Dia memberikan sebuah realitas cek: Lebih dari separuh anak-anak yang pergi ke Byungmoon berasal dari keluarga berantakan. They have to earn their own spending money, and they're busy just surviving. Mereka harus mendapatkan uang belanja mereka sendiri, dan mereka sibuk bertahan hidup. Baek-hyun tells him to get lost, and storms out. Baek-hyun mengatakan dia tersesat, dan badai keluar. The students cheer him on, impressed. Mahasiswa menghiburnya pada, terkesan.

Undeterred, Seok-ho gets to work, cleaning out an old classroom he's given. Tidak terpengaruh, Seok-ho mendapat untuk bekerja, membersihkan kelas tua dia diberikan. Mari and the other teachers are sure he's going to fail to collect five willing students, and smirk at his insistence that he will succeed. Mari dan guru-guru lain yakin ia akan gagal untuk mengumpulkan lima siswa bersedia, dan menyeringai pada menekankan bahwa ia akan berhasil.

Soo-jung is reluctantly roped into helping him, and even she's skeptical. Soo-jung adalah enggan dipaksa membantunya, dan bahkan dia skeptis. He goads her into making a bet that he won't succeed, and he gets her to promise (sarcastically) that if he does, she'll help by being the class's secondary teacher. Dia goads dia ke membuat bertaruh bahwa dia tidak akan berhasil, dan ia mendapat dia janji (sinis) bahwa jika dia tidak, dia akan membantu dengan menjadi guru kelas menengah. Despite her distrust of his abilities, Soo-jung is the one teacher who actually would like for him to succeed, because if Seok-ho is actually right, it would be best for the school and the students. Meskipun tidak mempercayai kemampuannya, Soo-jung adalah seorang guru yang benar-benar ingin baginya untuk berhasil, karena jika Seok-ho sebenarnya benar, itu akan menjadi yang terbaik bagi sekolah dan siswa.

Seok-ho begins his recruitment process, which targets several students aggressively. Seok-ho memulai proses perekrutan, yang menargetkan beberapa siswa secara agresif. For instance, he sets his sights on Baek-hyun after realizing that his grandmother is his weak spot. Misalnya, dia menetapkan pandangannya pada Baek-hyun setelah menyadari bahwa neneknya adalah titik lemah. He visits Grandma to tell her that Baek-hyun is joining a special class and studying extra-hard. Dia dilihat Nenek untuk menceritakan bahwa Baek-hyun adalah bergabung dengan kelas khusus dan belajar ekstra-keras. He also hears about the housing problem from a worried Granny, and goes online to look up possible solutions to the problem. Ia juga mendengar tentang masalah perumahan dari Nenek khawatir, dan pergi online untuk mencari kemungkinan solusi untuk masalah.

When she calls her grandson up to express her pride in him, Baek-hyun realizes with anger that Seok-ho is meddling in his life. Ketika ia memanggil cucunya hingga mengungkapkan kebanggaan dalam dirinya, Baek-hyun menyadari dengan kemarahan yang Seok-ho yang ikut campur dalam hidupnya.

Both Bong-gu and Chan-doo had scoffed at Seok-ho's idea, but his speech has planted tiny seeds of doubt in their minds. Kedua Bong-gu dan Chan-doo telah mengejek Seok-ho ide, tapi sambutannya kecil telah menanam benih keraguan dalam pikiran mereka. They think the idea is crazy, of course, but on the other hand, it's not like they're happy with their current lives. Mereka pikir ide gila, tentu saja, tapi di sisi lain, tidak seperti mereka bahagia dengan kehidupan mereka saat ini.

For instance, Bong-gu's former grade-school classmate comes by the restaurant with his family, who are treating him out for doing well on his school exams. Sebagai contoh, Bong-gu mantan teman sekelas SD restoran datang dengan keluarganya, yang memperlakukan dia keluar untuk melakukan baik di ujian sekolah. Bong-gu's parents aren't embarrassed to say that Bong-gu is still going to Byungmoon — the other kid left for a better school — but Bong-gu sees how the other parents react. Bong-gu orangtua tidak malu untuk mengatakan bahwa Bong-gu masih akan Byungmoon - anak lain berangkat sekolah yang lebih baik - tapi Bong-gu melihat bagaimana orangtua bereaksi lain. It makes him aware that he's in an embarrassing situation. Itu membuat dia sadar bahwa dia dalam situasi yang memalukan.

Chan-doo takes a break from his dancing and finds that his parents have guests over. Chan-doo mengambil istirahat dari menari dan menemukan bahwa orangtuanya ada tamu atas. While the other couples all brag about their children, Chan-doo's parents look uncomfortable and stay silent, and he feels their shame. Sementara pasangan lain semua membual tentang anak-anak mereka, Chan-doo's orangtua tampak tidak nyaman dan tetap diam, dan ia merasa malu mereka.

Pul-ip comes home to find the bar in a shambles — the wife of her mother's boyfriend's came by and caused a ruckus. Pul-ip pulang ke rumah untuk menemukan bar di berantakan - istri pacar ibunya yang datang dan menimbulkan keributan. Pul-ip feels sorry for her sad, lovelorn mother, but on the other hand she can't condone that she's carrying on with a married man, either. Pul-ip merasa kasihan padanya sedih, mabuk cinta ibu, tapi di sisi lain ia tidak bisa membenarkan bahwa dia membawa pada dengan pria beristri, baik.

When Seok-ho drops by, he repeats his earlier sentiments — that Pul-ip has to turn her life's direction around now, otherwise she'll regret it in the future. Ketika Seok-ho tetes oleh, ia mengulangi sentimen sebelumnya - bahwa Pul-ip telah mengubah arah hidupnya di sekitar sekarang, kalau tidak, dia akan menyesal di masa depan.

Last, Seok-ho finds Baek-hyun that night to urge him again to join his class, adding an intriguing comment: there are ways for Baek-hyun to prevent getting kicked out of his home. Terakhir, Seok-ho-hyun Baek menemukan malam itu untuk mendesak lagi untuk bergabung dengan kelas, menambahkan komentar yang menarik: ada beberapa cara untuk Baek-hyun untuk mencegah menendang keluar dari rumahnya. He can take over his landlord's defaulted loan and become the new owner. Dia bisa mengambil alih gagal tuan tanah pinjaman dan menjadi pemilik baru. Baek-hyun scoffs — he knows that. Baek-hyun scoffs - ia tahu itu. It's the part where he needs money that's the problem. Ini adalah bagian di mana ia membutuhkan uang itu masalahnya.

Seok-ho counters that he's a lawyer — he knows how he can do it. Seok-ho counters bahwa dia seorang pengacara - ia tahu bagaimana ia bisa melakukannya. He will help, but not for nothing — Baek-hyun must join his class. Dia akan membantu, tetapi tidak untuk apa-apa - Baek-hyun harus bergabung dengan kelasnya. He dangles that over his head like a tantalizing piece of bait, but Baek-hyun rejects him again, angrily. Dia menggantung bahwa di atas kepalanya seperti sepotong umpan menggiurkan, namun Baek-hyun menolak lagi, marah. He doesn't want help from a guy like him anyway. Dia tidak ingin bantuan dari orang seperti dia juga.

Left with little choice, Baek-hyun has decided to quit school to work full-time. Waktu dengan sedikit pilihan, Baek-hyun telah memutuskan untuk berhenti sekolah untuk bekerja penuh waktu. That night he broods over Seok-ho's words, but in the next morning he heads out to his new job at an auto mechanic shop. Malam itu ia broods atas Seok-ho kata-kata, tetapi pada keesokan harinya dia kepala keluar untuk pekerjaan barunya di sebuah toko montir.

He almost confides the truth to his grandmother, but can't — especially not when she hands him the lunch box she made him. Ia hampir mengaku kebenaran kepada neneknya, tapi tidak bisa - terutama ketika dia tangan kepadanya kotak makan siang dia membuatnya. Seok-ho had told her that his special class will run late, and her precious grandson can't go hungry. Seok-ho telah mengatakan kepadanya bahwa kelas khusus akan berjalan terlambat, dan cucu berharga tidak bisa pergi lapar.

At lunchtime, he unwraps his food to find a note tucked inside. Pada waktu makan siang, ia unwraps makanannya untuk menemukan sebuah catatan terselip di dalamnya. It reads, in big block letters that are childish but written with love: Bunyinya, dalam huruf besar yang kekanak-kanakan tetapi ditulis dengan cinta:

Granny : “My grandson Baek-hyun. Nenek: "Cucuku Baek-hyun. Other young mothers would make you a better, prettier lunch, I'm sorry. Ibu-ibu muda lainnya akan membuat Anda lebih baik, lebih cantik makan siang, aku minta maaf. Rice is like tonic — eat up so you stay healthy. Beras adalah seperti tonik - makan agar Anda tetap sehat. Grandma loves her grandson.” Nenek mencintai cucunya. "

Choking down his food tearfully, Baek-hyun thinks back to his childhood, with his grandmother always by his side. Tersedak menurunkan makanan sambil menangis, Baek-hyun berpikir kembali ke masa kecilnya, bersama neneknya selalu di sisinya.

Lunch is interrupted by a call from Seok-ho, who tells him to come by and help Grandma. Makan siang disela oleh telepon dari Seok-ho, yang memberitahu dia untuk datang dan membantu Nenek. When Baek-hyun gets home, he's shocked to see her lugging their belongings up a hill all by herself. Ketika Baek-hyun pulang ke rumah, dia terkejut melihatnya menggendong barang-barang mereka ke atas bukit sendirian. He starts to run after her, but Seok-ho jerks him back — he can't show up like this, in mechanic's clothes and having ditched school. Dia mulai berjalan setelah dia, tapi Seok-ho tersentak kembali - dia tidak bisa muncul seperti ini, dalam pakaian montir dan memiliki sekolah bolos.

Granny hadn't told her grandson that they had to move out today, not wanting to upset him. Nenek belum memberitahu cucunya bahwa mereka harus pindah keluar hari ini, tidak ingin membuatnya marah. She planned to move everything first, then tell him later. Ia berencana untuk memindahkan semua dulu, kemudian katakan padanya nanti. She had told Seok-won that they would live in a gosiwon , which is a sort of super-stripped-down dormitory that is often occupied by poor students. Dia telah mengatakan Seok-won bahwa mereka akan tinggal di gosiwon, yang merupakan semacam super-stripped-down asrama yang sering diduduki oleh siswa miskin. It's a shabby living arrangement, but Granny had told Seok-ho happily that at least the gosiwon has a kitchen so she could continue making her grandson lunches. It's a lusuh pengaturan hidup, tetapi Nenek telah mengatakan gembira Seok-ho yang setidaknya memiliki dapur gosiwon sehingga ia dapat melanjutkan membuat cucunya makan siang.

Hearing about his grandmother's troubles makes Baek-hyun seethe in helplessness, and when he grabs Seok-ho angrily, his tone is desperate: “Then what can I do? Mendengar tentang masalah neneknya Baek-hyun membuat mendidih dalam ketidakberdayaan, dan ketika ia meraih Seok-ho marah, dengan nada putus asa: "Lalu apa yang bisa saya lakukan? What am I supposed to do?” Apa yang harus saya lakukan? "

Seok-ho answers that it's not too late for him. Seok-ho jawaban bahwa hal itu tidak terlalu terlambat baginya. Forget his pride — he's not in a position that requires him to put pride above his future. Lupa harga dirinya - dia tidak dalam posisi yang mengharuskan dia untuk menaruh kebanggaan atas masa depannya. He hands him a change of clothing and leaves him with that thought. La tangan dia ganti pakaian dan daun dengan pikiran itu.

A short while later, Baek-hyun surprises Granny by taking over her cart, now dressed in normal street clothes. Beberapa saat kemudian, Baek-hyun kejutan Nenek dengan mengambil alih keretanya, sekarang mengenakan pakaian jalan normal. She's bewildered — and sorry for not telling him the truth — but he speaks to her gently. Dia bingung - dan menyesal karena tidak menceritakan kebenaran - tetapi ia berbicara dengan lembut. Hoisting her up, he tells her to sit back while he pulls the cart, and turns it around. Mengangkat dia, dia mengatakan dia untuk duduk kembali sementara ia menarik gerobak, dan mengubahnya sekitar. He's heading back home, and they don't have to move anymore. Dia menuju ke belakang rumah, dan mereka tidak harus pindah lagi.

She can't see his conflicted expression as he assures her, “You're grandson figured it all out. Dia tidak bisa melihat ekspresi konflik saat dia meyakinkan dirinya, "Kau cucu memperhitungkan semuanya. So don't of me as a young kid anymore.” Jadi jangan saya sebagai anak muda lagi. "

Both Bong-gu and Chan-doo mull over their growing desire to change their lives — should they trust in the teacher's words and try for the special class? Kedua Bong-gu dan Chan-doo memperkusut atas mereka tumbuh keinginan untuk mengubah hidup mereka - harus mereka percaya pada kata-kata guru dan cobalah untuk kelas khusus? Bong-gu thinks fondly that it would be nice just to say he's in the Chun Ha class — that would be enough of a source of pride when talking to old buddies. Bong-gu sayang berpikir bahwa akan lebih baik hanya untuk mengatakan dia ada di kelas Ha Chun - yang akan cukup sumber kebanggaan ketika berbicara dengan teman-teman lama.

Chan-doo thinks of his father and wonders if the class would make them smarter. Chan-doo berpikir ayahnya dan bertanya apakah kelas akan membuat mereka lebih pintar. Can it actually change things around for them? Bisakah itu benar-benar mengubah keadaan di sekitar untuk mereka?

Today is the last day for Seok-ho to gather his students, and he waits in his empty classroom as time winds down. Hari ini adalah hari terakhir untuk Seok-ho untuk mengumpulkan murid-muridnya, dan dia menunggu di ruang kelas kosong sebagai waktu angin ke bawah. The other teachers gleefully anticipate his failure and announce that nobody in any of their classes has volunteered. Guru-guru lain gembira mengantisipasi kegagalan dan mengumumkan bahwa tak seorang pun di setiap kelas mereka dengan sukarela.

When Soo-jung asks her homeroom class for interested students, nobody speaks. Ketika Soo-jung bertanya kepada kelas kelas untuk siswa tertarik, tak seorang pun berbicara. Chan-doo and Bong-gu exchange worried looks, wanting to join but chickening out at the last minute. Chan-doo dan Bong-gu pertukaran khawatir terlihat, ingin bergabung, tapi chickening keluar pada menit terakhir.

Pul-ip also wrestles with the last-minute dilemma: She looks around at the students goofing off, thinking of her sad mother, and how Seok-ho told her that her life was headed the same way. Pul-ip juga bergulat dengan dilema menit terakhir: Dia melihat sekeliling pada siswa bermain-main lepas, sedih memikirkan ibu, dan bagaimana Seok-ho mengatakan kepadanya bahwa hidupnya berjalan dengan cara yang sama. Finally, she stands up and shocks everyone by stating her intention to switch classes. Akhirnya, ia berdiri dan guncangan setiap orang dengan menyatakan keinginannya untuk beralih kelas.

Her move gives the boys courage; immediately, they trade looks and stand up together. Dia pindah memberikan keberanian anak laki-laki; segera, mereka melihat perdagangan dan berdiri bersama-sama. They follow Pul-ip to the other classroom. Mereka mengikuti Pul-ip ke kelas lain.

Mari and the other teachers are startled, but still, it looks like Seok-ho has lost. Mari dan guru lain terkejut, tapi tetap, tampaknya Seok-ho telah hilang. With only a minute left, he only has three students, and the deal requires five. Dengan hanya satu menit tersisa, ia hanya memiliki tiga siswa, dan membutuhkan kesepakatan lima.

The kids worry that this was all for nothing, and Seok-ho starts to apologize to them, saying, “The special Chun Ha University class won't be happening…” Which is, of course, when a fourth voice chimes in: Anak-anak khawatir bahwa ini semua untuk apa-apa, dan Seok-ho mulai meminta maaf kepada mereka, dan berkata, "Ha Chun khusus kelas Universitas tidak akan terjadi ..." Yang mana, tentu saja, ketika suara lonceng keempat dalam:

Baek-hyun : “Says who?” Baek-hyun: "Kata siapa?"

Just as the teachers are about to point out that four is still not five, another head pops through the doorway and clings to Baek-hyun's arm. Sama seperti guru akan menunjukkan bahwa empat yang masih belum lima, kepala lain muncul melalui pintu dan menempel-hyun Baek lengan. It's Hyun-jung, always ready to stick to his side no matter what. It's Hyun-jung, selalu siap untuk tetap pada sisinya tidak peduli apa.

Mari leads the disappointed teachers away. Mari memimpin guru kecewa pergi. She's been bested here, but still has that second promise on her side. Dia telah dikalahkan di sini, tetapi masih memiliki kedua itu janji di sisinya.

Seok-ho mutters quietly to Baek-hyun that he'll take care of his house problem. Seok-ho bergumam pelan kepada Baek-hyun bahwa ia akan mengurus masalah rumahnya. Baek-hyun answers (without attitude for once), “I promise I'll pay you back.” But he can't concede too much, and adds that he's only here because he has no choice; it's not because he actually believes the teacher will succeed. Baek-hyun jawaban (tanpa sikap untuk sekali), "Aku berjanji akan membayar kembali." Tapi dia tidak bisa mengakui terlalu banyak, dan menambahkan bahwa dia hanya di sini karena ia tidak punya pilihan, itu bukan karena dia benar-benar percaya bahwa guru akan berhasil.

Seok-ho answers, “Either way, fine. Seok-ho menjawab, "Either way, baik-baik saja. In any case, in a year you'll definitely be headed to Chun Ha University.” Dalam setiap kasus, dalam setahun Anda pasti akan menuju ke Universitas Ha Chun. "

He welcomes the students to his class, and lays down his rules: First, they have to follow what he says. Dia menyambut para siswa untuk kelasnya, dan meletakkan aturan-nya: Pertama, mereka harus mengikuti apa katanya. Second, until the day they're accepted to Chun Ha University, they cannot leave. Kedua, sampai hari mereka diterima di Universitas Ha Chun, mereka tidak bisa pergi. Thus begins their new class. Jadi mulai kelas baru mereka.


COMMENTS COMMENTS

I have two main complaints, one which is fixable and one which is less so. Aku punya dua keluhan utama, salah satu yang diperbaiki dan satu yang kurang begitu.

First, the fixable one: The first two episodes of God of Study really dragged. Pertama, diperbaiki satu: dua episode pertama Studi Allah benar-benar diseret. This drama takes a LONG time to get things set up. Drama ini membutuhkan waktu yang SANGAT LAMA untuk mendapatkan hal-hal yang mengatur. There are some nice bits of character development and there are a lot of people to introduce, but frankly we've all seen this before and some shorthand wouldn't have been so bad. Ada beberapa bit baik pembangunan karakter dan ada banyak orang untuk memperkenalkan, tapi terus terang kita semua pernah melihat ini sebelumnya dan beberapa singkatan tidak akan terlalu buruk. The very premise tells us that these five kids join a special class so we know right away how this ends, and spending two hours getting there felt needlessly long. Premis yang sangat memberitahu kita bahwa kelima anak-anak bergabung dengan kelas khusus sehingga kita tahu bagaimana hal ini segera berakhir, dan menghabiskan dua jam sampai ke sana merasa tidak perlu lama. I'd rather that the end of Episode 2 were the end of Episode 1. Saya lebih suka bahwa akhir Episode 2 adalah akhir dari Episode 1. This made the drama feel a little labored. Hal ini membuat drama merasa sedikit bekerja. On the upside, we're done with the setup so I'm expecting pacing to improve starting next week. Pada terbalik, kita sudah selesai dengan setup jadi saya berharap mondar-mandir untuk memperbaiki mulai minggu depan. If it doesn't, I'll be inclined to drop the series. Jika tidak, aku akan cenderung untuk menjatuhkan seri.

Second, the less-fixable problem: I really, really don't like Seok-ho. Kedua, kurang-masalah diperbaiki: Saya benar-benar tidak suka Seok-ho. I didn't like him in Episode 1, but I kept holding out hope that he would show some inner depth in Episode 2, that his reason for saving this school would make sense. Aku tidak seperti dia di Episode 1, tapi aku terus bertahan berharap bahwa ia akan menunjukkan kedalaman batin dalam Episode 2, bahwa alasan untuk menyelamatkan sekolah ini akan masuk akal. His change of heart is explained, but it happens pretty quickly and I found that I had to tell myself to let that go and accept it in order to get on with the plot. Perubahan hati-Nya dijelaskan, tetapi hal itu terjadi sangat cepat dan saya menemukan bahwa saya harus memberitahu diri untuk membiarkan itu pergi dan menerimanya untuk melanjutkan plot. What's worse, though, is that there's no real reason to believe that he can do what he promises, or that getting these kids into Chun Ha University is the answer to all these problems. Yang lebih buruk, meskipun, adalah bahwa tidak ada alasan untuk percaya bahwa dia dapat melakukan apa yang dia berjanji, atau bahwa mendapatkan anak-anak ini ke Ha Chun Universitas adalah jawaban untuk semua masalah ini. It feels like a not-quite-logical plot point we're supposed to swallow in order to get the story moving. Rasanya seperti tidak-cukup-titik plot logis kita harus menelan untuk mendapatkan cerita bergerak.

Even so, that's all stuff I could close an eye to — but I'm really having a hard time with Kim Su-ro here. Meskipun demikian, itu semua barang aku bisa menutup mata - tapi aku benar-benar mengalami kesulitan dengan Kim Su-ro di sini. I usually like him, but I think he was terribly miscast. Saya biasanya seperti dia, tapi saya pikir dia sangat salah pilih. Even without comparing him to the great Abe Hiroshi, he feels so abrasive, but without a likable counter to his sternness. Bahkan tanpa membandingkannya dengan Abe Hiroshi besar, ia merasa begitu kasar, tetapi tanpa counter menyenangkan kepada ketegasan. He's stiff and hard to understand — he plays Seok-ho as a rigid, rule-loving blowhard whose motives aren't quite clear. Dia kaku dan sulit untuk mengerti - dia bermain Seok-ho sebagai kaku, aturan-blowhard cinta yang motifnya tidak terlalu jelas. There are ample opportunities for the actor to show a connection to these kids (and he doesn't even have to show it to them directly, just to us), but Kim Su-ro didn't do that. Ada banyak peluang bagi aktor untuk menunjukkan sambungan ke anak-anak ini (dan dia bahkan tidak harus menunjukkan kepada mereka secara langsung, hanya untuk kita), tetapi Kim Su-ro tidak melakukan hal itu. I get that the character is difficult to like, but it's the actor's job to show us some spark of humanity to let us relate to him. Saya mendapatkan bahwa karakter sulit seperti, tapi itu tugas aktor untuk menunjukkan kepada kita beberapa percikan kemanusiaan untuk membiarkan kita berhubungan dengan dia. I didn't feel it, not even a little. Aku tidak merasakannya, bahkan tidak sedikit. I kept wishing we could have gotten another actor instead — someone like Eom Ki-joon. Aku terus berharap kami bisa mendapatkan aktor lain alih-alih - orang seperti Ki-Joon EOM.

Fortunately, I did like all the kids, a lot. Untungnya, aku melakukan seperti semua anak-anak, banyak. They're well-cast and well-acted, and I love that for once in a high school drama, the students are age-appropriate. Mereka baik-baik pemain dan bertindak, dan aku cinta yang untuk sekali dalam drama sekolah tinggi, para mahasiswa yang sesuai dengan usia.

I'm sensing a bit of Yoo Seung-ho backlash, but honestly, I've got to stick to my guns because this kid is fantastic. Aku merasakan sedikit Yoo Seung-ho backlash, tapi jujur, aku harus tetap berpegang pada senjata saya karena anak ini fantastis. He made me cry in Episode 2 when he ate that lunch, and he does a great job of conveying Baek-hyun's desperation. Dia membuat saya menangis dalam Episode 2 ketika ia makan itu makan siang, dan dia melakukan pekerjaan yang besar-hyun Baek menyampaikan keputusasaan. His character is on the cusp of adulthood but he isn't yet a man, and Baek-hyun's caught in between the two worlds, unable to provide for his family in the way that he wishes he could. Karakter-Nya adalah pada titik puncak kedewasaan tapi dia belum laki-laki, dan Baek-hyun's terperangkap di antara dua dunia, tidak mampu menghidupi keluarganya dengan cara yang dia ingin dia bisa. As hard as it is to accept, he really is best off concentrating on his education. Keras seperti itu adalah menerima, ia benar-benar yang terbaik dari berkonsentrasi pada pendidikan.

Go Ah-sung plays her character very naturally, and in keeping with the realistic tone of the drama, her relationship with her mother isn't simplified into an easy formula. Go Ah-sung memainkan karakter nya sangat alami, dan sesuai dengan nada realistis drama, hubungannya dengan ibunya tidak disederhanakan menjadi formula yang mudah. She loves her mother and feels sorry for her, while also resenting her for her own lack of choices. Dia mencintai ibunya dan merasa kasihan padanya, sementara juga membenci dirinya karena dirinya sendiri kurangnya pilihan.

Lee Hyun-woo is another budding child actor who has been in a lot of sageuks (Cha-dol!), so I had a feeling he'd be one to keep an eye on. Lee Chan-ho is sweet and likable as the gentle Bong-gu who wishes he could study better, while Ji-yeon is the least known so far, but is holding her own with her simple, happy spirit. Lee Hyun-woo adalah aktor anak tunas lain yang telah di banyak sageuks (Cha-dol!), Jadi saya punya perasaan dia akan menjadi salah satu untuk mengawasi. Lee Chan-ho yang manis dan menyenangkan sebagai lembut Bong-gu yang ingin dia bisa belajar lebih baik, sementara Ji-yeon adalah yang paling sedikit diketahui sejauh ini, tetapi memegang sendiri dengan sederhana, bahagia semangat. Most of all, I like the friendship between these five and want to see that develop. Kebanyakan dari semua, Saya suka persahabatan antara lima dan ingin melihat yang berkembang.

 
love creditosbtemplates creditos Templates by lecca 2008 .....Top